HMJ EKS FEBI Gelar Seminar Literasi Cultural Ekonomi

Kota Langsa (FEBI)-Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syari’ah FEBI IAIN Langsa mengadakan seminar literasi – Cultural Economy – dengan tema “Daya Tarik Budaya dan Peran Pemuda dalam Meningkatkan Ekonomi di Aceh”. Acara yang berlangsung selama sehari tersebut diselenggarakan di Aula FEBI IAIN Langsa yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik budaya pada generasi muda dalam bentuk kegiatan ekonomi budaya

Acara seminar ini dibuka oleh Kaprodi Ekonomi Syari’ah, Dr. Fahriansah Lc. M.A. Dalam sambutannya, beliau memberi apresiasi yang begitu besar kepada pengurus HMJ baru dan panitia. Senada dengan itu, Nanda Safarida, M.E., selaku Pembina HMJ EKS sangat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh HMJ EKS. Dalam sambutannya beliau memberi gambaran terkait potensi besar kapitalisasi budaya menjadi produk bernilai ekonomi. Beliau juga berharap dengan seminar ekonomi budaya ini, mahasiswa selaku generasi muda semakin mengenali jati diri dalam berbangsa, semakin kritris, aktif, arif dan bijaksana.

Seminar literasi ekonomi budaya ini menghadirkan 2 narasumber utama yakni Cut Nyak Dinda Puspita S.T., peraih Putri Kebudayaan Aceh tahun 2020 dan Ali Iqbal, S.H. peraih Duta Wisata Kota Langsa 2019. Narasumber pertama membahas tentang daya tarik budaya dalam kegiatan ekonomi budaya sementara narasumber kedua membahas tentang peran pemuda dalam meningkatkan ekonomi di aceh.

Cut Nyak Dinda Puspita S.T.menjelaskan bahwa budaya ekonomi itu adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari hubungan budaya dengan hasil ekonomi. Di sini, “budaya” didefinisikan oleh keyakinan dan preferensi dari kelompok masing-masing bersama. Khususnya bagi para pemuda untuk dapat melihat budaya itu dengan cara berbeda tidak hanya sekedar katanya, tidak hanya sekedar upacara adat, tapi arti budaya lebih luas, lebih fleksibel tidak kaku dan tidak sempit. Pemuda juga harus mengetahui bahwa Aceh kaya akan keberagaman budaya yang bisa menunjang perekonomian masyarakat.

Ali Iqbal, S.H.dalam kesempatannya menjelaskan tentang bagaimana seharusnya kiprah pemuda dalam meningkatkan ekonomi Aceh. Realitanya kini, kebanyakan pemuda suka berleha leha sehingga mengalami stagnansi. Pemuda terbiasa menghabiskan waktu hanya untuk nongkrong di warung kopi, mari rubah pola ini agar ketika kita nongkrong ada yang kita bahas. Nongkrong bukan hanya menghabiskan waktu, hanya untuk bermain game, ketawa ketiwi, namun membahas tentang perekonomian yang redup pasca covid 19, bagaimana membuat pemuda pemudi itu bergairah kembali dalam aspek ekonomi, parawisata, UMKM dan sektor industri lainnya. Dengan adanya semangat perubahan yang ada di dalam diri pemuda Aceh umumnya dan Langsa khususnya akan memberi dampak besar untuk kemajuan Aceh terutama Kota Langsa.

Dengan berlangsungnya acara ini diharapkan mampu memberi pencerahan dan membuka cakrawala berfikir mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide bisnis dengan basis kebudayaan lokal. Menjadi keren dan paten dengan berbudaya